Ketika mata bertemu
dalam merunduk
Seketika
kata yg ingin terucap serasa ikut mendukung keadaan
Seperti
ada tirai yg berkelebat di depanku
Menyapu
tubuhku yang basah di guyur hujan
Yah,,
aku kaget
Meski
sedari tadi aku menyadari bahwa raga telah tak jauh berjarak
Satu
langkah saja, aku bisa langsung mengurai semua asap yg dulu berjelaga
Denting
– denting alunan bait – bait prosa yg pernah berdenting di hati kecilku
Bahkan
aku masih ingat bagaimana nafasku mengurai syair syair itu..
Benar
adanya..
Bahwa
tidak ada yg tahu, apa yg berdentum di dalam hati
Dan
apa yg mengaduk – ngaduk fikiran manusia..
Kecuali
Dia yg menciptakan hati..
Bahkan
manusia sendiri masih terlalu lemah untuk mengambil benang merah
Dari
cerita yg berjalan di dalam kehidupanya
Tapi
setidaknya, apa yg dulu mengganjal seakan memudar seiring hujan pergi berganti musim..
Benarkah
Do’aku terkabul?
Memang
iya, , , ALLAH mendengar do’aku.
Dan
aku benar – benar merasakanya..
Setidaknya,
sekarang aku mampu tersenyum melihatmu bahagia.
Tanpa
aku harus berfikir apakah kau memahami dan melihat ke arahku..
Aku
hanya ingin segala syair syairku, selalu di refisi oleh Nya . . .
0 komentar:
Posting Komentar